Friday, 9 September 2022

DEMI WAKTU

 JUM'AT MUBAROK

Demi Waktu

Demi waktu, Sesungguhnya manusia itu sungguh dalam kerugian kecuali orang yg beriman dan beramal saleh dan saling mengingatkan dalam kebenaran dan saling mengingatkan dalam kesabaran.

Allah bersumpah dg waktu yg merupakan ciptaan Allah. Alam ini terdiri dari unsur waktu, ruang, energi dan materi yang takterpisahkan satu sama lainnya.

Waktu adalah modal utama keberadaan makhluk. Tanpa waktu, tidak ada ciptaan. Kesadaran akan waktu dan relatifitasnya adalah ciri khas manusia dan jin. Hanya manusia dan jin yang akan dituntut berkenaan dg penggunaan waktu mereka.

Waktu di dunia ini sangat singkat jika dibanding akhirat yg lebih kekal. Oleh karena itu, waktu di dunia ini sangat berharga. Satu hari di akhirat sama dengan 50000 tahun kehidupan di dunia fana ini. Artinya satu menit akhirat setara dengan 34,72 tahun (50000:24jam:60menit) waktu dunia. Artinya setiap detik keberadaan kita di dunia ini akan berefek Luar biasa di akhirat kelak.

Setiap detik waktu kita di dunia, di akhirat kelak akan berwujud kotak yg isinya sesuai dg amal yg kita lakukan. Sebagian besar manusia dalam keadaan merugi karena melewatkan waktunya dalam dosa dan kelalaian. Kecuali mereka yg beriman yaitu mereka yg senantiasa dlm keadaan sadar diri yaitu dalam kondisi dzikir kepada Allah dan melakukan amal shaleh, amal yg membawa maslahat, manfaat, kebaikan, kedamaian kepada seluruh ciptaan Tuhan. Orang beriman berpaling dari perbuatan sia-sia (laghw).

Orang beriman dituntut untuk tidak hanya shaleh secara pribadi tapi juga secara sosial dengan aktif mengingatkan sesama untuk mencari dan mengamalkan al Haq, Kebenaran. Kecintaan kpd Kebenaran adalah ciri utama mukmin. Seseorang tidak dianggap beriman sebelum dia mencintai buat saudaranya apa yg dicintai untuk dirinya. Oleh karena saling mengingatkan dalam Kebenaran adalah ciri yang melekat pada seorang mukmin.

Ada pun kesabaran, dalam suatu hadist Rasululullah SAW menyebutkan bahwa kedudukan sabar terhadap iman bagaikan kedudukan kepala atas tubuh. Sehingga mustahil seseorang sempurna imannya jika dia tidak memiliki kesabaran. Kesabaran itu bertingkat-tingkat. Sabar itu berbanding langsung dgn Kesadaran manusia. Semakin tinggi keimanan seseorang maka semakin tinggi pula level kesabarannya. Sabar adalah kemampuan mengendalikan diri sedemikian rupa sehingga setiap tindakan betul-betul sesuai dgn tuntunan ilahi. Tidak beriman seseorang sebelum ridha dan marahnya sesuai dengan kehendak Allah. Sabar adalah kemampuan bertindak berdasarkan nilai, bukan reaktif mengikuti irama sekelilingnya. Saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran adalah ciri utama masyarakat yg beriman.

Copas dr

Uztd :Agus Abubakar Arsal

Lestari Yuseno Abubakar





No comments:

Post a Comment

Any comment? Please....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...